8.6.07

Mengapa Yohanes Pembaptis Melayani Allah Secara Liar? Tidak Seperti Imam padahal Ia adalah Keturunan Imam.

Matius 3:1,4 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.


Zaman hukum Taurat berakhir dengan kedatangan Yohanes Pembaptis (11:13; Luk. 16:16). Setelah baptrisan oleh Yohanes, dimulailah pemberitaan Injil damai sejahtera (Kis. 10:36-37). Pemberitaan Yohanes adalah permulaan Injil (Mrk. 1:1-5). Sebab itu, zaman kasih karunia dimulia dengan Yohanes.
Pemberitaan Yohanes Pembaptis adalah pengantar ekonomi Perjanjian Baru Allah. Dia melakukan pemberitaan ini bukan di Bait Suci dalam kota suci, tempat orang-orang yang beragama dan berbudaya menyembah Allah menurut peraturan dalam kitab suci mereka, melainkan di padang gurun, dengan cara yang "liar", tidak memelihara paraturan usang yang mana pun.
Ini menunjukkan bahwa jalan usang penyembahan kepada Allah menurut Perjanjian Lama telah ditolak, dan bahwa suatu jalan baru akan diperkenalkan. Padang gurun di sini menunjukkan bahwa jalan baru ekonomi Perjanjian Baru Allah berlawanan dengan agama dan kebudayaan.
Selanjutnya, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang usang yang tertinggal dan bahwa sesuatu yang baru akan dibangun
Yohanes Pembaptis memulai ministrinya di padang gurun berdasarkan nubuat. Ini menunjukkan bahwa perbuatan Yohanes memperkenalkan ekonomi Perjanjian Baru Allah bukanlah kebetulan, melainkan telah direncanakan oleh Allah dan sudah dikatakan-Nya sebelumnya melalui Nabi Yesaya. Ini menyiratkan bahwa Allah ingin memulai ekonomi Perjanjian Baru-Nya dengan cara yang mutlak baru.
Yohanes terlahir sebagai imam (Luk. 1:5, 13). Menurut peraturan Hukum Taurat, dia harus memakai pakaian imam yang terbuat dari kain lenan halus (Kel. 28:4, 40-41; Im. 6:10; Yeh. 44:17-18), dan makan makanan imam, yang terutama terbuat dari tepung halus dan daging dari kurban yang dipersembahkan kepada Allah oleh umat-Nya (Im. 2:1-3; 6:16-18, 25-26; 7:31-34).
Namun, yang dilakukan Yohanes berbeda sama sekali. Dia memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makan belalang dan madu hutan. Semua benda itu tidaklah beradab, tidak berbudaya, dan tidak sesuai dengan aturan agama. Bila seorang imam memakai jubah bu\lu unta, itu merupakan pukulan yang sangat hebat bagi pikiran agamawi, karena unta dianggap najis menurut aturan orang Lewi (Im. 11:4). Di samping itu, Yohanes tidak tinggal di kota yang beradab, melainkan di padang gurun (Luk. 3:2).
Semuanya itu menunjukkan bahwa dia sepenuhnya telah meninggalkan zaman Perjanjian Lama, yang sudah merosot menjadi satu agama yang bercampur dengan kebudayaan manusia. Maksudnya adalah meperkenalkan ekonomi Perjanjian Baru Allah, yang tersusun oleh Kristus dan Roh hayat belaka.

No comments: