15.6.07

Apa Yang dimaksud dengan Kantong Kulit Yang Tua dan Yang Baru?

Matius 9:17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.



Kantong kulit yang tua melambangkan praktek agamawi, seperti berpuasa yang dilakukan dan dipertahankan oleh orang Farisi yang berasal dari agama yang usang, dan oleh murid-murid Yohanes yang berasal dari agama yang baru.
Semua agama adalah kantong kulit yang tua. Anggur baru yang ditaruh di dalam kantong kulit yang tua akan mengoyakkan kantong kulit itu dengan kekuatan peragiannya.
Menaruh anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua berarti menaruh Kristus sebagai hayat yang menggairahkan ke dalam agama.
Inilah yang dipraktekkan oleh beberapa kelompok kekristenan hari ini. Mereka berusaha memasukkan Kristus ke dalam berbagai upacara, formalitas, dan praktek agamawi mereka. Umat kerajaan tidak seharusnya melakukan hal ini. Mereka harus menaruh anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang baru.

Kantong yang baru. Istilah baru di sini, dalam bahasa Yunani berarti baru dalam sifat, kualitas, atau bentuk; tidak terbiasa, belum pernah dipakai; jadi berarti segar.
Kantong kulit yang baru melambangkan hidup gereja dalam gereja lokal sebagai wadah bagi anggur baru, yaitu Kristus sendiri sebagai hayat yang menggairahkan. Umat kerajaan dibangun ke dalam gereja (16:18), dan gereja terekspresi melalui gereja-gereja lokal tempat hidup umat kerajaan (18:15-20). Mereka adalah orang-orang yang dilahirkan kembali yang menyusun Tubuh Kristus dan menjadi gereja (Rm. 12:5; Ef. 1:22-23).
Tubuh Kristus sebagai kepenuhan-Nya juga disebut Kristus (1Kor. 12:12), mengacu kepada Kristus yang korporat. Kristus yang individual adalah anggur yang baru, hayat yang menggairahkan di batin, dan Kristus yang korporat adalah kantong kulit yang baru, wadah luaran yang menampung anggur baru.
Bagi umat kerajaan ini bukan soal berpuasa atau praktek agama yang lain, melainkan soal hidup gereja dengan Kristus sebagai isinya. Kristus datang bukan untuk mendirikan agama bumiah yang berisi upacara-upacara, melainkan untuk mendirikan suatu kerajaan hayat yang surgawi.
Dia sedang mendirikan kerajaan semacam itu bukan dengan praktek agama yang mati, melainkan dengan diri-Nya sendiri, persona yang hidup, sebagai Juruselamat, Tabib, Mempelai Laki-laki, kain yang belum susut, dan anggur yang baru, bagi para pengikut-Nya untuk kenikmatan penuh mereka, agar mereka bisa menjadi kantong kulit yang baru untuk menampung diri-Nya dan bisa menjadi bahan penyusun kerajaan-Nya.

No comments: