28.9.07

Apakah Perbedaan antara Kolam dalam pasal 5 dengan Danau dalam pasal 6?

Yohanes 6:1
Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias.



Danau dalam bahasa aslinya adalah laut. Kasus ini berlawanan dengan kasus dalam ps. 5. Dalam kasus di depan, orangnya berada di pinggir kolam; dalam pasal ini orang-orang berada di tepi laut.
Latar belakang kasus yang di depan adalah kota kudus dengan kolam kudus untuk penyembuhan orang; latar belakang kasus ini adalah padang gurun dengan laut yang memberi nafkah kepada orang.
Dalam kasus sebelumnya, orangnya lemah, perlu hayat yang menghidupkan; dalam kasus ini, orangnya lapar, perlu rawatan hayat.
Dalam perlambangan, daratan melambangkan bumi ciptaan Allah yang diatasnya manusia menempuh hidup; laut melambangkan dunia yang dirusak oleh Iblis yang di dalamnya manusia yang jatuh menempuh hidup.
Di dalam dunia ini, manusia lapar dan tidak ada kepuasan, penuh dengan masalah dan tidak ada kedamaian. Inilah yang dilukiskan oleh ay. 18.

Apakah yang dilakukan Orang Yahudi pada hari Paskah?

Yohanes 6:4
Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.


Pada hari raya Paskah, oarng-orang menyembah anak domba penebus, memercikkan darahnya dan memakan dagingnya; ini melambangkan Kristus adalah Paskah kita (1Kor. 5:7), menjadi Domba Allah Penebus (1:29, 36), tersembelih bagi kita, supaya kita bisa memakan daging-Nya, meminum darah-Nya, menerima Dia sebagai suplai hayat yang oleh-Nya kita hidup.

Apakah Arti dari Roti Jelai dan Ikan?

Yohaes 6:9
"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"


Roti berasal dari hayat nabati, melambangkan aspek regenerasi hayat Kristus; ikan berasal dari hayat hewan, melambangkan aspek penebusan hayat Kristus. Sebagai hayat regenerasi, Kristus tumbuh di daratan, bumi ciptaa Allah; sebagai hayat penebus, Kristus hidup di laut, dunia yang dirusak Iblis.
Untuk melahirkan kita kembali, Dia tumbuh di bumi ciptaan Allah bagi perkembangbiakan; untuk menebus kita, Dia hiudp di dunia yang setani dan penuh dosa. Namun Dia tidak berdosa, juga tidak terpengaruh oleh dunia, seperti ikan yang hiudp di air laut yang asin, tetapi tidak menjadi asin.
Di tanah Yehuda, jelai matang lebih dulu merupakan tuaian yang paling dini, karena itu jelai melambangkan Kristus yang bangkit (Im. 23:10). Jadi, roti jelai menyatakan Kristus di dalam kebangkitan menjadi makanan kita.
Roti jelai dan ikan adalah benda-benda yang kecil, melambangkan betapa Kristus "menjadi kecil" sehingga bisa menjadi suplai hayat kita.
Orang-orang yang menuntut mujizat mengira Kristus adalah Nabi yang di janjikan Allah, dan ingin memaksa-Nya menjadi Raja (ay. 14-15).
Namun, Dia tidak mau menjadikan diri-Nya tokoh agama; sebaliknya Ia rela menjadi roti dan ikan yang kecil supaya orang dapat memakan-Nya.

Menempuh Hidup banyak mengalami Kesulitan, Apakah yang harus kita lakukan?

Yohanes 6:18 - 20
sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!"


Laut bergelora melambangkan gangguan kesuliatan hidup manusia.
Yesus Berjalan diatas air melambangkan bahwa Tuhan bisa menaklukkan segala kesulitan kehidupan manusia. Dia bisa berjalan di atas ombak kesuliatan kehidupan manusia, dan semua kesulitan ada di bawah kaki-Nya.
Kita harus menerima Tuhan ke dalam "perahu" kita (kehidupan pernikahan kita, keluarga kita, pekerjaan kita, dan lain-lainnya), agar dalam penempuhan hidup manusia ini kita menikmati kedamaian bersama Dia.

Tahukah? Perbedaan Konsepsi antara mManusia dengan Tuhan adalah Penghalang Pekerjaan Allah

Yohanes 6:28-29
Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."


Konsepsi manusia yang jatuh terhadap Allah ialah selalu ingin melakukan sesuatu bagi Allah, bekerja bagi Allah. Ini adalah prinsip pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat dalam kitab Kejadian pasal 2.
Konsepsi Tuhan terhadap Allah ialah manusia harus percaya ke dalam Dia, yaitu menerima Dia sebagai hayat dan suplai hayat. Inilah prinsip pohon hayat yang mendatangkan hayat, seperti yang tercantum dalam kitab Kejaian pasal 2. Ini berlawanan dengan prinsip pohon pengetahuan yang mendatangkan kematian.

Tahukah Makna Roti berubah menjadi Daging?

Yohanes 6:51
Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."



roti hidup dalam bahasa aslinya adalah Roti hidup. Roti hayat (ay. 35) mengacu kepada sifat roti itu, yang adalah hayat; roti hidup mengacu kepada keadaan roti itu, yang adalah hidup.
Sampai butir ini, roti telah menjadi daging. Roti milik hayat nabati, hanya untuk perawatan; daging milik hayat hewani, bukan hanya untuk perawatan, tetapi juga untuk penebusan. Sebelum manusia jatuh, Tuhan adalah pohon hayat (Kej. 2:9), hanya untuk merawat manusia. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan menjadi Anak Domba (1:29), bukan hanya untuk merawat manusia, tetapi juga untuk menebus manusia (Kel. 12:4, 7-8).

Tuhan telah memberikan tubuh-Nya, yaitu daging-Nya, mati bagi kita, agar kita mendapatkan hayat.

Apakah Makna Makan Daging dan Minum Darah Tuhan?

Yohanes 6:54
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.


Daging dan darah di sini disinggung secara terpisah. Daging dan darah yang terpisah menyatakan kematian. Di sini Tuhan dengan jelas menyatakan kematian-Nya, yang juga adalah pembunuhan atas diri-Nya.
Dia telah memberikan tubuh-Nya bagi kita dan mencucurkan darah-Nya, agar kita mendapatkan hayat yang kekal.
Makan daging-Nya ialah berdasarkan iman menerima segala yang telah Ia genapkan dengan penyerahan tubuh-Nya bagi kita. Minum darah-Nya ialah berdasarkan iman menerima segala yang telah Ia genapkan dengan pencucuran darah-Nya bagi kita. Makan daging-Nya dan minum darah-Nya, berarti menerima Dia sebagai hayat dan supalai hayat di dalam penebusan-Nya, melalui percaya kepada apa yang Ia kerjakan bagi kita di atas salib.
Jika kita membandingkan ayat ini dengan ay. 47, kita akan nampak bahwa makan daging Tuhan dan minum darah Tuhan berarti percaya kepada-Nya, karena percaya kepada atau percaya ke dalam berarti menerima (1:12).

Tahukah Rahasia Hidup Berkemenangan? Jawabanya Adalah Makan, tapi makan apa?

Yohanes 6:57
Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.


Makan ialah menerima makanan ke dalam kita, dan secara organik tercerna ke dalam tubuh kita.
Jadi, makan Tuhan Yesus berarti menerima Dia ke dalam kita, tercerna secara hayat oleh manusia baru yang dilahirkan kembali.
Kemudian kita hidup berdasarkan Tuhan yang kita terima. Demikianlah Sang Bangkit ini hidup di dalam kita (14:19-20).

Makan Daging Tuhan, Bagaimana Mungkin? Jadi Apa yang diberikanNya untuk dimakan?

Yohanes 6:63
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.


Sampai butir ini Roh pemberi-hayat dibawa masuk. Sangatlah jelas dikatakan dalam 1Kor. 15:45 bahwa setelah kebangkitan dan melalui kebangkitan, Tuhan Yesus yang menjadi daging (1:14) telah menjadi Roh pemberi-hayat.
Karena Dia adalah Roh pemberi-hayat, maka Dia bisa menjadi hayat dan suplai hayat kita. Ketika kita menerima Dia sebagai Juruselamat yang mati tersalib dan bangkit, Roh pemberi-hayat segera masuk ke dalam kita, memberikan hayat yang kekal kepada kita. Yang kita terima adalah Tuhan Yesus, tetapi yang kita dapatkan adalah Roh pemberi-hayat.
Menurut konteksnya, daging di sini mengacu kepada daging tubuh jasmani.
Tuhan berkata, "Roti yang Kuberikan ialah daging-Ku" (ay. 51). Orang-orang Yahudi tidak memahami perkataan Tuhan dengan benar, mengira bahwa Tuhan akan memberikan daging tubuh jasmani-Nya kepada mereka (ay. 52).
Bagi mereka, perkataan ini sungguh keras (ay. 60). Karena itu dalam ayat ini Tuhan menambahkan penjelasan bahwa Dia tidak bermaksud memberikan daging tubuh jasmani-Nya untuk mereka makan; daging ini, yaitu daging jasmani manusia, tidaklah berguna. Akhirnya, yang akan Dia berikan ialah ialah Roh pemberi-hayat, yaitu diri-Nya snediri dalam kebangkitan.

Makan Daging Tuhan, Bagaimana Mungkin? Jadi Apa yang diberikanNya untuk dimakan?

Yohanes 6:63
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.


Sampai butir ini Roh pemberi-hayat dibawa masuk. Sangatlah jelas dikatakan dalam 1Kor. 15:45 bahwa setelah kebangkitan dan melalui kebangkitan, Tuhan Yesus yang menjadi daging (1:14) telah menjadi Roh pemberi-hayat. Karena Dia adalah Roh pemberi-hayat, maka Dia bisa menjadi hayat dan suplai hayat kita. Ketika kita menerima Dia sebagai Juruselamat yang mati tersalib dan bangkit, Roh pemberi-hayat segera masuk ke dalam kita, memberikan hayat yang kekal kepada kita. Yang kita terima adalah Tuhan Yesus, tetapi yang kita dapatkan adalah Roh pemberi-hayat.
Menurut konteksnya, daging di sini mengacu kepada daging tubuh jasmani. Tuhan berkata, “Roti yang Kuberikan ialah daging-Ku” (ay. 51). Orang-orang Yahudi tidak memahami perkataan Tuhan dengan benar, mengira bahwa Tuhan akan memberikan daging tubuh jasmani-Nya kepada mereka (ay. 52). Bagi mereka, perkataan ini sungguh keras (ay. 60). Karena itu dalam ayat ini Tuhan menambahkan penjelasan bahwa Dia tidak bermaksud memberikan daging tubuh jasmani-Nya untuk mereka makan; daging ini, yaitu daging jasmani manusia, tidaklah berguna. Akhirnya, yang akan Dia berikan ialah ialah Roh pemberi-hayat, yaitu diri-Nya snediri dalam kebangkitan.

Bagaimana Cara Mendapatkan Roh Hayat sebagai Makanan?

Yohanes 6:63
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.


Istilah perkataan di sini dan dalam ay. 68 dalam bahasa Yunaninya adalah rhema, artinya perkataan yang diucapkan seketika dan sekarang. Ini berebda dengan logos (perkataan yang selalu ada) seperti Firman dalam 1:1. Di sini, perkataan disinggung setelah Roh itu. Roh itu hidup, juga riil, tetapi sangat misterius, tak terjamah, sulit dipahami orang; tetapi perkataan itu konkret. Terlebih dulu Tuhan menunjukkan, bahwa Dia perlu menjadi Roh agar bisa menjadi hayat kepada manusia. Kemudian Dia berkata, bahwa perkataan-perkataan yang Dia katakan adalah roh dan hayat. Ini menunjukkan bahwa perkataan-perkataan-Nya adalah perwujudan Roh hayat. Kini, di dalam kebangkitan Dia adalah Roh pemberi-hayat, dan Roh ini diwujudkan di dalam perkataan-Nya. Begitu kita menggunkan roh kita untuk menerima perkatan-Nya, kita mendapatkan Roh hayat itu.

Apakah Arti dari hari Raya Paskah dan Hari Raya Pondok Daun?

Yohanes 7:2
Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.


Kasus dalam ps. 6 terjadi pada hari raya Paskah, kasus dalam pasal ini terjadi pada hari raya Pondok Daun. Hari raya Paskah adalah hari raya tahunan yang pertama bagi orang Yahudi. Hari raya Pondok Daun adalah hari raya tahunan yang terakhir (Im. 23:5, 34).
Hari raya Paskah adalah hari raya pertama dalam satu tahun, menyiratkan permulaan hidup manusia (cf. Kel. 12:2-3, 6), menyinggung tentang manusia mencari kepuasan, tetapi berakhir pada kelaparan. Hari raya Pondok Daun adalah hari raya yang terakhir dalam satu tahun, menyiratkan kelengkapan dan kesuksesan hidup manusia (cf. Kel. 23:16), semuanya ini akan berakhir, dan kesudahannya adalah kehausan.
Dalam suasana Paskah, Tuhan mengatakan bahwa diri-Nya adalah roti hayat untuk mengenyangkan orang. Dalam suasana Pondok Daun, Tuhan berjanji akan mengalirkan air hidup untuk meleraikan dahaga orang.
Setelah tanaman dituai seluruhnya orang-orang Yahudi merayakan hari raya Pondok Daun, menyembah Allah dan menikmati hasil tuaian mereka (Ul. 16:13-15). Karena itu, hari raya ini melambangkan kelengkapan, keberhasilan dan kesuksesan, juga kesenangan dan kenikmatan hidup menusia dalam pekerjaan, pendidikan, dan perkara lainnya dalam hidup manusia (termasuk agama).
Allah menetapkan hari raya Pondok Daun agar orang-orang Israel ingat bahwa ketika nenek moyang mereka mengembara di padang gurun, mereka tinggal di kemah-kemah (Im. 23:39-43), mendambakan masuk ke dalam perhentian tanah permai.
Karena itu, hari raya ini juga memperingatkan bahwa hari ini manusia juga sedang mengembara di padang gurun, perlu masuk ke dalam perhentian Yerusalem Baru, yaitu masuk ke dalam kemah yang kekal (Why. 21:2-3).
Abraham, Ishak, dan Yakub juga pernah tinggal di kemah; mereka mengharapkan kemah yang kekal (Ibr. 11:9-10), yang di tengah-tengahnya ada sungai air hayat yang mengalir keluar dari takhta Allah dan Anak Domba, untuk meleraikan dahaga manusia (Why. 21:1,17)).
Pada hari terakhir dari hari raya sedemikian dan di dalam latar belakang sedemikian, Kristus menyerukan janji akan aliran air hayat, yang akan memuaskan harapan manusia sampai kekal (ay. 37-39).

Tahukah, Allah Tak Terbatas Rela Menjadi Manusia yang Terbatas?

Yohanes 7:15
Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!"




Meskipun Tuhan adalah Allah yang kekal tak terbatas, Dia telah menjadi manusia yang hidup di bumi, bahkan terbatasi oleh waktu.

Meskipun Tuhan adalah Allah Mahakuasa, Dia telah menjadi manusia yang dianiaya, terbatasi dalam aktivitas-Nya.
Meskipun Tuhan adalah Allah yang Mahatahu, Dia telah menjadi mansuia yang rendah, dipandang sebagai manusia yang tidak berpendidikan

Tahukah, bhwa semua Kenikmatan Hasil dari Kesuksesan akan berakhir?

Hanya Hayat yang akan teryus mengalir sampai kekal
Yohanes 7:37
Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
Yohanes 7:38
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."


Hari terakhir di sini melambangkan bahwa semua kenikmatan yang dihasilkan oleh kesuksesan hidup manusia akan mencapai kesudahannya. Hayat jasmani dari setiap makhluk pasti ada "hari akhirnya."

Aliran-aliran air hidup mengacu kepada banyak aspek aliran hayat (cf. Rm. 15:30; 1Tes. 1:6; 2Tes 2:13; Gal. 5:22-23), hayat ini bersumber pada sungai air hayat yang unik itu (Why. 22:1), yaitu Roh hayat Allah (Rm. 8:2).

Roh Allah sudah ada sejak semula, Roh apa yang di maksud belum datang?

Yohanes 7:39
Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.


Sejak semula Roh Allah sudah ada (kej. 1:1-2), tetapi pada saat Tuhan mengucapkan perkataan ini, Roh itu, yaitu Roh Kristus (Rm. 8:9), Roh Yesus Kristus (Flp. 1:19), belum ada, karena Tuhan belum dimuliakan. Yesus mendapatkan mulia ketika Dia bangkit (Luk. 24:26). Ketika Dia bangkit, Roh Allah menjadilah Roh Yesus Kristus yang telah berinkarnasi, mati tersalib, dan bangkit. Pada malam hari kebangkitan-Nya, Kristus telah menghembuskan Roh ini ke dalam murid-murid-Nya (20:22). Kini Roh itu adalah “Penghibur yang lain”, yaitu Roh realitas yang dijanjikan Kristus sebelum kematian-Nya (14:16-17). Ketika Roh ini hanya sebagai Roh Allah, Dia hanya memiliki unsur ilahi; setelah Dia menjadi Roh Yesus Kristus, melalui Kristus menjadi daging, mati di atas salib, dan bangkit, Roh ini memiliki baik unsur ilahi maupun unsur insani, pula memiliki semua esens dan realitas Kristus menjadi daging, mati di atas salib, dan bangkit. Jadi, Roh itu kini adalah Roh Yesus Kristus yang almuhit, menjadi air hidup untuk kita terima (ay. 38-39).

Bagaimana Seharusnya kita mengenal Kristus?

Yohanes 7:41
Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!



Tuhan lahir di Betlehem (Luk. 2:4-7), tetapi dibesarkan di Nazaret dari Galilea. Saat itu, Nazaret adalah tempat yang dipandang rendah. Dia adalah keturunan Daud, namun Dia datang menjadi orang Nazaret (Mat. 2:23).
Dia tumbuh "sebagai tunas dari tanah Kering", "tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada", "rupa pun tidak sehingga kita mengindahkannya", dan "Ia dihina dan dihindari orang" (Yes. 53:2-3).
Karena itu, kita tidak seharusnya mengenal Kristus menurut daging (2Kor. 5:16), tetapi harus mengenal-Nya menurut Roh.

Injil Yohanes Mencatat Sembilan Kasus yang Membuktikan Tuhan adalah Hayat dan Suplai Hayat, Kasus dalam Pasal 8 Mewahyukan Apa?

Yohanes 8:3
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.

Dalam Injil ini tercatat sembilan kasus yang membuktikan bahwa Tuhan adalah hayat dan suplai hayat. Enam kasus pertama tercatat dalam ps. 3-7, membentuk satu kelompok tanda yang menyatakan bahwa, pada aspek positifnya, Tuhan adalah hayat dan suplai hayat kita, agar kita dilahirkan kembali, dipuaskan, disembuhkan, dihidupkan, dirawat, dan dileraikan rasa hausnya. Tiga kasus terakhir tercatat dalam ps. 8-11, membentuk satu kelompok tanda yang menyatakan bahwa, di aspek negatif, Tuhan adalah hayat kita, untuk menyelamatkan kita terlepas dari dosa, kebutaan, dan kematian, tiga kematian unsur utama perkara negatif.
Kasus dalam pasal ini mewayukan kepada kita segala perkara yang berkaitan dengan dosa : (1) sumber dosa – Iblis; (2) tiga butir utama dosa – perzinaan dan percabulan, membunuh orang, berdusta (ay. 3), 41, 44); (3) perbudakan atau perhambaan dosa; (4) akhir atau akibat dosa – kematian; (5) Persona yang tanpa dosa – Tuhan; (6) Persona yang bersyarat menghakimi dosa – Tuhan; (7) Persona yang bersyarat mengampuni dosa – Tuhan; (8) Persona yang sanggup melepaskan manusia dari dosa – Tuhan. Tuhan adalah Allah yang kekal ada, adalah "Aku adalah" yang agung, telah menjadi Anak Manusia dan ditinggikan di atas salib untuk memikul dosa kita, sebab itu Dia bersyarat mengampuni dosa kita. Selain itu, Tuhan, sebagai Allah Sang kekal, bisa masuk ke dalam kita menjadi hayat dan terang untuk menyelamatkan kita dari perbudakan dan kegelapan dosa.
Kasus dalam pasal ini juga memperlihatkan bahwa agama (diwakili oleh Bait Suci – ay. 2, 20) hukum Taurat (ay. 5, 17) tidak bisa menolong manusia terlepas dari dosa dan kematian; tetapi Tuhan Yesus, Sang "Aku adalah" ini, telah menjadi Anak Manusia, ditinggikan di atas salib bagi manusia yang diracuni ular, mampu melakukan perkara yang tidak bisa dilakukan baik oleh agama maupun oleh hukum Taurat. Pasal ini memperlihatkan kepada kita bahwa Kristus, "Aku adalah; Yang agung ini, bukan hanya bertentangan dengan dosa dan kematian, tetapi juga bertentangan dengan agama dan hukum Taurat.