28. Para Pemecah-belah di dalam Gereja
Kitab Perjanjian Baru menyebutkan para pemecah-belah di dalam gereja. Dalam Roma 16:17 Paulus menasihati kita supaya waspada terhadap para pemecahbelah itu. Mereka mempertahankan ajaran-ajaran yang bertentangan, menimbulkan perpecahan dan godaan-godaan. Mereka membual muluk-muluk, berkata manis-manis, dan berpura-pura membantu orang. Jika mereka tidak berkata dengan kata-kata manis, tak seorang pun yang akan mendengarkan mereka. Paulus menghendaki kita berhati-hati terhadap para pemecah-belah, karena mereka suka memberi pengajaran lain dan berbantahan bagi ajaran-ajaran yang bertentangan. Tetapi kita menguji perkataan pemecah-belah bukan dengan standar baik atau buruk, benar atau salah, melainkan kita harus bertanya, "Apakah ini membangun atau meruntuhkan? Mempertahankan kesatuan atau menimbulkan perpecahan? Membantu orang terus maju atau membuat orang jatuh?" Sebelum mendengar perkataan pemecah-belah, Anda hidup, tetapi setelah mendengar selama satu jam, Anda mati. Itu membuktikan bahwa perkataan pemecah-belah itu menyebabkan maut. Jangan menguji pemecah-belah menurut pengetahuan benar atau salah, kalau berbuat demikian, Anda akan mengalami pohon pengetahuan baik dan jahat. Anda harus menguji semua pendapat pemecah-belah menurut maut atau hayat. Setelah Anda mendengar perkataan pemecah-belah, Anda hidup atau mati? Jika Anda benar-benar hidup, maka dengarlah sebanyak mungkin. Tetapi jika Anda mengalami maut, Anda harus pergi kepada Tuhan dan mohon Tuhan membersihkan Anda dan menyelamatkan Anda dari maut.
Beberapa puluh tahun yang lalu saya melihat banyak pemecah-belah. Kita harus sadar bahwa tidak ada satu gereja yang keadaannya selalu benar. Namun persoalannya bukan terletak pada benar atau salah, melainkan terletak pada hidup atau mati. Jangan sekali-kali menguji perkataan pemecah-belah dengan standar benar atau salah, melainkan ukurlah selalu dengan maut atau hayat. Segala sesuatu yang menghidupkan Anda dan memberi Anda hayat, boleh diterima. Tetapi segala sesuatu yang mematikan dan membunuh Anda, patutlah ditolak.
Paulus berpesan kepada Timotius supaya tinggal di Efesus untuk melakukan suatu hal — menasihati para pemecah-belah agar tidak mengajarkan ajaran lain, melainkan hanya memperhatikan ekonomi Allah, yaitu menyalurkan Allah sebagai hayat (1 Tim. 1:3-4).
Sekali lagi kita melihat hahwa hayat itulah pengujinya. Jika perkataan seseorang menyalurkan Allah ke dalam Anda sebagai hayat, itu baik. Jika tidak memberi Anda hayat malahan sebaliknya, membunuh Anda, tentu itu berada pada garis pengetahuan.(PH. Kej)
No comments:
Post a Comment