19. Ahli-Ahli Taurat dan Orang-Orang Farisi
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mempertahankan pengetahuan hukum Taurat, tetapi masih tetap berada di bawah perbudakan dosa (Yoh. 8:5, 9, 34).
Mereka membawa perempuan pelaku dosa kepada Tuhan, dan seturut pengetahuan mereka menuntut Tuhan memberikan jawaban ya atau tidak terhadap apa yang seharusnya mereka lakukan terhadap perempuan itu. Mereka berkata bahwa Musa memerintahkan, terhadap orang yang demikian, harus dilempari batu sampai mati.
Kitab Yohanes menunjukkan beberapa kali Tuhan Yesus ditantang supaya memberi jawaban ya atau tidak, namun Tuhan selalu menolaknya. Tuhan tidak menjawab bukan karena Ia kurang cakap, melainkan karena Ia hanya mempedulikan hayat.
Kitab Yohanes adalah kitab hayat. Hayat itu murni hayat, bukan pengetahuan ya atau tidak, baik atau buruk.
Ya atau tidak, baik atau buruk adalah milik pohon pengetahuan. Tuhan tidak mau menjawab mereka dengan cara itu. Ia membungkuk seraya menulis-nulis di tanah, kemudian Ia menjawab, "Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertarna rnelernparkan batu kepada perempuan itu." Ketika Tuhan berkata demikian, perkataan-Nya menyentuh hati nurani mereka sehingga pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang paling tua.
Tak seorang pun di antara mereka yang tanpa dosa. Satu-satunya orang yang tanpa dosa ialah Tuhan Yesus. Jadi, jawaban Tuhan menunjukkan bahwa diri-Nya sendiri adalah pohon hayat. (PH. Kej)
No comments:
Post a Comment