14. Daniel — Berdoa Kepada Allah
Kita semua tidak asing lagi mengenai cerita Daniel. Namun orang Kristen pada umumnya hanya ingin mengetahui tentang nubuat Daniel. Mereka ingin mengetahui tentang nubuat Daniel. Mereka ingin mengetahui tentang patung besar dalam Daniel 2; patung dengan kepala emas, bahu perak, perut kuningan, kaki besi, dan jari-jari kaki tanah liat. Mereka juga ingin mengetahui binatang-binatang buas yang keluar dari laut dalam Daniel 7. Orang-orang muda semua tertarik pada perkara-perkara ini.
Meskipun beberapa tahun yang lalu saya menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari hal-hal tersebut, akhirnya saya lebih menghargai segi-segi lain dalam kitab Daniel. Sekarang saya menyukai kitab Daniel karena di dalamnya saya melihat seorang yang senantiasa berdoa dan tak henti-hentinya mengontak Allah (Dan. 6:10-11; 9:3-4; 10:2-3, 12).
Menurut Daniel 6, Daniel melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja di dalam kerajaan Darius. Para pejabat tinggi dan wakil raja lainnya merasa iri hati dan mencari alasan untuk mendakwa Daniel, mereka ingin menyingkirkannya. Mendengar hal ini, Daniel segera pergi kepada Tuhan serta berdoa.
Tujuan komplotan yang terdiri dari 120 pejabat tinggi itu ialah menggoncangkan hubungan Daniel dengan Allah. Tetapi Daniel membuka jendela dan mengarah ke Yerusalem dan berdoa tiga kali sehari.
Ketika Daniel membaca kitab Nabi Yeremia, ia tahu bahwa waktu 70 tahun penawanan akan segera berakhir, ia mulai berdoa (Dan. 9:2-3). Kemudian ia menerima visi lain dan ia berdoa terus-menerus selama 3 minggu sampai memperoleh jawaban (Dan. 10:1-3, 12). Kehidupan berdoa Daniel menghasilkan suatu kehidupan yang kudus.
Di Babilonia, tanah barhala itu ia menempuh hidup dengan kudus. Misalnya, Daniel menolak makan makanan raja, yakni makanan yang disajikan terlebih dulu kepada berhala dan kemudian baru diberikan kepada raja dan rakyatnya untuk dimakan (Dan. 1:8). Walaupun Daniel menolak makanan itu, namun ia sangat menikmati Allah. Ia menikmati Allah sebagai pohon hayat. (PH. Kej)
No comments:
Post a Comment