12.5.07

9. Bani Israel - Menempuh Perjalanan di Hadirat Tuhan

9. Bani Israel — Menempuh Perjalanan di Hadirat Tuhan


Ketika kita membicarakan bani Israel, kita mudah sekali mempunyai kesan yang buruk terhadap mereka. Jika kita mengenang kembali betapa mereka melayani lembu emas di padang gurun, kita akan merasa mereka sungguh-sungguh kasihan. Namun, segala sesuatu dalam alam semesta mempunyai dua aspek. Misalnya kita mempunyai siang dan malam. Di setiap rumah ada ruang tamu dan tempat sampah. Dalam Alkitab kita dapat menemukan hal positif dan hal negatif, tergantung dari sudut mana kita melihat. Misalnya, Abraham yang begitu baik mempunyai selir dan dia tidak sebaik yang kita kira. Tetapi kita tidak boleh memandang penting pada hal-hal negatif lebih daripada hal-hal positifnya. Khususnya sewaktu kita membaca sejarah bani Israel.
Selama 40 tahun, bani Israel menempuh perjalanan di hadirat Tuhan (Kel. 13:21-22; Bil. 14:14). Mereka mempunyai tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Orang-orang Israel tidak berjalan menurut opini mereka, tetapi hanya mengikuti gerakan tiang. Sesungguhnya, tidak ada dua tiang melainkan hanya satu. Pada siang hari tiangnya kelihatan seperti awan dan pada malam hari tiangnya kelihatan seperti api. Siang harinya Allah menaungi mereka, melindungi mereka dari terik matahari. Malam harinya mereka diberi terang untuk menerangi jalan mereka. Tiang ini adalah Allah sendiri. Sebab itu, sepanjang 40 tahun lamanya di padang gurun bani Israel menikmati penyertaan Allah. Mereka juga makan manna, yaitu makanan surgawi, hari lepas hari mereka menikmati Allah sebagai pohon hayat. Bahkan di padang gurun, kita pun nampak garis pohon hayat. Boleh jadi kita mempunyai pendapat yang negatif tentang bani Israel di padang gurun, tetapi bagaimanapun, mereka mengalami pohon hayat, sehingga hari demi hari mereka menikmati Allah.
Tidakkah baik sekali jika kita hari ini mengalami tiang awan, tiang api, dan manna surgawi seperti itu? Namun jangan lupa bahwa bagian kita jauh lebih baik. Kita mempunyai Roh Kudus sebagai tiang awan dan Alkitab sebagai tiang api. Kita juga mempunyai Tuhan Yesus sebagai manna surgawi kita. Ketika kita berjalan melalui padang gurun, Tuhan beserta kita dan kita menikmati-Nya sebagai pohon hayat.(PH. Kej)

No comments: