12.5.07

2. Set dan Enos - Menyeru Nama Tuhan

2. Set dan Enos — Menyeru Nama TUHAN


Mungkin nama Set dan Enos asing bagi kita. Set dan Enos adalah generasi manusia yang ketiga dan keempat, tetapi Alkitab menganggapnya sebagai satu generasi. Setelah Habel dibunuh, garis hayat seolah-olah telah berakhir. Namun Set dan Enos telah dibangunkan untuk meneruskannya.
Dua generasi ini mempunyai satu ciri yang mencolok — mereka mulai memanggil nama TUHAN (Kej. 4:26). (Istilah "memanggil" di sini, menurut bahasa aslinya lebih tepat diterjemahkan sebagai "menyeru". red.). Tidak saja mereka berdoa, tetapi juga menyeru nama TUHAN. Jika Anda membaca Alkitab asli dalam bahasa Ibrani dan Yunani, Anda akan melihat bahwa arti kata "menyeru" tidak hanya berdoa, bahkan memanggil dengan suara lantang.
Walaupun semua orang Kristen berdoa, namun sedikit yang berdoa dengan menyeru. Kebanyakan orang Kristen berdoa dengan sangat khusuk, bahkan berdoa dalam hati. Tetapi generasi manusia yang ketiga dan keempat sudah tahu bahwa mengontak Allah perlu memanggil-Nya, berseru kepada-Nya. Janganlah mendebat bahwa Allah tidak tuli, Ia dapat mendengar kita. Bahkan Tuhan Yesus sandiri berdoa dengan ratap tangis di taman (Ibr. 5:7).
Sepanjang zaman Set dan Enos, manusia belajar berdoa kepada Allah dengan berseru kepada-Nya. Jika Anda mencobanya, Anda akan menemukan suatu perbedaan. Rasul Paulus mengatakan bahwa Tuhan adalah kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya (Rm. 10:12). Jika Anda ingin menikmati kelimpahan Tuhan, Anda perlu menyeru nama-Nya.
Misalkan Anda sedang membantu seorang yang baru percaya untuk menjamah Tuhan dalam doa. Dia berdoa (dengan suara lembut) : "Tuhan Yesus, Engkaulah Putra Allah. Engkau mati bagiku. Aku menerima Engkau sebagai juruselamatku. Aku berterima kasih kepada-Mu." Walaupun ini adalah suatu doa yang baik, tetapi lebih baik Anda membantunya berseru kepada Tuhan dengan nyaring. Jika dia berkata (dengan nyaring) : "Oh, Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mati bagiku." Rohnya akan tergugah dan ia akan menjamah Tuhan secara hidup.
Meskipun generasi manusia yang ketiga dan keempat menemukan cara menyeru nama Tuhan, akan tetapi cara menyeru kepada-Nya ini lambat laun makin lenyap. Banyak orang Kristen hari ini mengabaikannya, bahkan meremehkannya. Meskipun demikian, tak seorang Kristen pun yang dapat meloloskan dirinya dari menyeru nama Tuhan. Sewaktu tenteram dan tidak ada kesulitan, mungkin Anda dapat menahan untuk berdiam diri, segan menyeru nama Tuhan, takut kehilangan muka. Namun ketika Anda dilanda kesusahan, entah itu kecelakaan mobil atau mendadak sakit, dengan spontan Anda akan berseru kepada-Nya, "Oh, Tuhan!" Kita tidak perlu mengajar orang menyeru nama Tuhan. Suatu hari, mereka akan berseru kepada-Nya. Ketika kesulitan menimpa, niscaya mereka akan merasa perlu menyeru nama-Nya. Menyeru nama Tuhan berarti menikmati-Nya dan makan Dia sebagai pohon hayat. (PH. Kej)

No comments: