11.5.07

19. Yerusalem Baru - Ditunjang oleh Sungai Hayat dan Pohon Hayat

19. Yerusalem Baru —
Ditunjang oleh Sungai Hayat dan Pohon Hayat


Pada akhir Alkitab kita melihat perampungan sempurna pohon hayat — Yerusalem Baru. Di tengah-tengah kota itu kita nampak sungai hayat mengalir keluar dari takhta Allah dan Anak Domba, di mana tumbuh pohon hayat yang berbuah tiap bulannya (Why. 22:1-2).
Nasib dan bagian kita pada alam kekal ialah menikmati pohon hayat dan air hayat. Alkitab berakhir dengan suatu janji dan panggilan. Janji itu ditemukan dalam Wahyu 22:14 yang mengatakan, "Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon hayat" (Tl.). Panggilan ini dijumpai di Wahyu 22:17 yang berbunyi, "Siapa yang mau, hendaklah ia mengambil air hayat dengan cuma-cuma!"
Jadi, seluruh Alkitab berakhir dengan makan dan minum, dengan menikmati Allah sebagai pohon hayat dan dengan meminum-Nya sebagai air hayat. Inilah perampungan sempurna garis hayat.
Apa yang harus kita lakukan hari ini? Kita tidak perlu melakukan apa pun, kita hanya dengan sederhana tinggal pada garis pohon hayat, menikmati Allah sebagai hayat kita dan suplai hayat kita. Allah akan memelihara segala sesuatu. Demi menikmati Tuhan sebagai suplai hayat kita, kita memiliki penempuhan hidup sehari-hari kita, tindakan kita, pekerjaan kita, dan pembangunan gereja.
Dengan demikian, segala sesuatu kita akan menurut kadar ilahi Allah, bukan menurut konsepsi kita sendiri. Sekarang kita tahu jalan yang harus kita tempuh. Kiranya Tuhan membelaskasihani kita, supaya kita dapat terus berada pada garis hayat. (PH. Kej)

No comments: