11.5.07

1. Kain - Mempersembahkan Menurut Cara Sendiri

1. Kain - Mempersembahkan Menurut Cara Sendiri


Kain, anak laki-laki Adam yang pertama dan generasi manusia yang kedua, adalah manusia pertama yang hidup menurut pengetahuan. Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanahnya kepada Tuhan sebagai kurban persembahan (Kej. 4:3).
Meskipun hal ini nampaknya sangat baik, tetapi sesungguhnya salah, karena Kain mempersembahkan kurban persembahan kepada Allah menurut caranya sendiri, tidak menurut cara Allah.
Cara Allah ialah menghendaki manusia yang telah jatuh mempersembahkan kurban penebusan dosa untuk mengontak Allah. Tetapi Kain hanya mempersembahkan hasil tanah, tidak mempersembahkan darah penebusan dosa. Persembahan Kain adalah menurut apa yang dipikirkannya sendiri, menurut caranya sendiri. Persembahan demikian berasal dari pikiran manusia.
Kita harus berhati-hati. Sebagaimana telah kita bicarakan, prinsip pohon pengetahuan adalah merdeka terhadap Allah. Hal ini berarti kita dengan merdeka membuat keputusan sendiri. Meskipun Kain melakukan suatu hal yang baik, tetapi merdeka terhadap Allah. Akibat dari segala sesuatu yang baik namun tidak bersandar Allah adalah kematian.
Hal ini sama dengan penyekat yang menyumbat aliran listrik. Tak peduli bahan apa yang digunakan sebagai penyekat, mungkin berlian, aliran listrik akan tetap terputus. Masalahnya bukanlah bahan itu baik atau buruk, tetapi hal itu telah menjadi penyekat. Demikian juga jika ada sesuatu yang memisahkan kita dengan Allah, tak peduli betapa baiknya hal itu, tetap mendatangkan maut.
Sebagai akibat perbuatan Kain yang tidak bersandar kepada Allah, Kain pergi dari hadapan TUHAN (Kej. 4:16). Hal ini sungguh menakutkan! Tak peduli bagaimana baiknya kita, asal kita meninggalkan hadirat Allah, itulah celaka! Kita boleh baik atau buruk, tetapi jika kita meninggalkan hadirat Allah, akibatnya akan sama.
Sekali manusia berbuat menurut caranya sendiri dan pergi dari hadapan Allah, lalu mendambakan mendirikan suatu bangunan untuk dirinya sendiri. Kain mendirikan sebuah kota dan diberi nama Henokh, menurut nama anaknya (Kej. 4:17). Kain tidak menamainya menurut nama Allah; ia membuat suatu nama untuk manusia. Inilah suatu pernyataan bahwa manusia merdeka terhadap Allah. (PH. Kej)

No comments: