8.6.07

Tuhan diKandung dari Roh Kudus (1:20) Mengapa Ketika diBaptis Turun Roh Kudus Lagi?

Matius 1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus
Matius 3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya



Sebelum Roh Allah turun ke atas-Nya, Tuhan Yesus dilahirkan dari Roh Kudus (Luk. 1:35). Ini membuktikan bahwa pada saat Dia dibaptis, Dia sudah memiliki Roh Allah dalam diri-Nya. Roh itu ada dalam diri-Nya untuk kelahiran-Nya. Kini untuk ministri-Nya, Roh Allah turun ke atas-Nya. Ini adalah penggenapan Yes. 61:1, 42:1; dan Mzm. 45:8, dan dilaksanakan untuk mengurapi Raja baru dan memperkenalkan-Nya kepada manusia.
Mat. 1:18 dan 20 memberi tahu kita bahwa Maria "mengandung dari Roh Kudus", dan bahwa "anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus". Ini menunjukkan bahwa esens ilahi yang berasal dari Roh Kudus ini telah terkandung dalam rahim Maria sebelum dia melahirkan bayi Yesus. Terkandungnya Roh Kudus dalam anak dara manusia, yang digenapkan dengan esens ilahi dan insani, menyusun suatu pembauran antara sifat ilahi dengan sifat insani, menghasilkan seorang manusia-Allah, yaitu seorang yang adalah Allah yang lengkap juga manusia yang sempurna, memiliki sifat ilahi dan sifat insani secara nyata, tetapi tidak menghasilkan sifat ketiga. Inilah persona Yesus yang paling ajaib dan paling unggul, yaitu Yehova Penyelamat.
Terkandungnya Yohanes Pembaptis sama sekali berbeda dengan esensnya dengan terkandungnya Yesus Penyelamat. Terkandungnya Yohanes Pembaptis adalah mujizat Allah, digenapkan dengan esens manusia yang telah lanjut usia, hanya dengan kuasa ilahi tanpa menghasilkan manusia yang dipenuhi Roh Allah (ay. 15) tetapi tidak memiliki sifat Allah. Terkandungnya Penyelamat merupakan inkarnasi Allah (Yoh. 1:14), tidak hanya tersusun dari kuasa ilahi tetapi juga esens ilahi yang ditambahkan kepada esens insani, dengan demikian menghasilkan manusia-Allah yang memiliki dua sifat – ilahi dan insani. Melalui hal ini, Allah menyatukan diri-Nya dengan keinsanian agar Dia dapat dinyatakan dalam daging (1Tim. 3:16) dan dapat menjadi Manusia-Penyelamat (2:11).

No comments: