Matius 3:15-16 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
Kehendak Allah, Bahasa aslinya adalah kebenaran. Benar adalah menjadi tepat dengan hidup, berjalan, dan melakukan segala hal menurut cara yang ditetapkan oleh Allah. dalam Perjanjian Lama, yang dimaksud benar adalah memelihara hukum Taurat yang telah Allah berikan.
Kini Allah mengutus Yohanes Pembaptis untuk mengadakan pembaptisan. Dibaptis juga menggenapkan kebenaran di hadapan Allah, yaitu menggenapkan syarat Allah. Tuhan Yesus datang kepada Yohanes bukan sebagai Allah melainkan sebagai manusia biasa, orang Israel sejati. Karena itu, Dia harus dibaptis untuk memelihara pengaturan Allah pada zaman ini, kalau tidak, Dia tidak akan benar terhadap Allah.
Tuhan dibaptis bukan hanya untuk menggenapkan segala kebenaran menurut peraturan Allah, tetapi juga untuk memberikan diri-Nya ditaruh dalam kematian dan kebangkitan, agar Dia dapat melayani bukan secara alamiah, melainkan dalam kebangkitan.
Dengan dibaptis, Dia mampu hidup dan melayani dalam kebangkitan, sekalipun Dia belum benar-benar mengalami mati dan bangkit, yang dialami-Nya tiga setengah tahun kemudian.
Tuhan dibaptis untuk menggenapkan kebenaran Allah dan untuk ditaruh ke dalam kematian dan kebangkitan. Hal ini membawakan tiga hal kepada-Nya : langit terbuka, Roh Allah turun, dan Bapa berbicara. Demikian pula dengan kita hari ini.
Sebelum Roh Allah turun ke atas-Nya, Tuhan Yesus dilahirkan dari Roh Kudus (Luk. 1:35). Ini membuktikan bahwa pada saat Dia dibaptis, Dia sudah memiliki Roh Allah dalam diri-Nya. Roh itu ada dalam diri-Nya untuk kelahiran-Nya. Kini untuk ministri-Nya, Roh Allah turun ke atas-Nya. Ini adalah penggenapan Yes. 61:1, 42:1; dan Mzm. 45:8, dan dilaksanakan untuk mengurapi Raja baru dan memperkenalkan-Nya kepada manusia.
Burung merpati bersifat lembut, dan matanya hanya dapat melihat satu sasaran pada satu saat. Karena itu, perkara itu melambangkan kelembutan dan ketulusan dalam pandangan dan tujuan. Dengan turunnya Roh Allah seperti burung merpati ke atas-Nya, Tuhan Yesus melayani dalam kelembutan dan ketulusan, hanya tertuju pada kehendak Allah.
No comments:
Post a Comment