17.4.08

Manusia adalah Bejana

Manusia adalah Bejana

Roma 9:23
justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda (bejana-bejana) belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,
1Thesalonika 5:23
Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Allah menciptakan manusia sebagai bejana untuk menampung diri-Nya, dan dari banyak bejana, Dia memilih kita untuk menampung Dia, Allah yang terhormat dan berharga, supaya kita bisa menjadi bejana yang terhormat dan berharga. Akhirnya, Dia mengekspresikan kemuliaan-Nya pada diri kita, bejana-bejana ini, supaya kita bisa menjadi bejana-Nya yang mulia (ay. 23). Semua ini berasal dari belas kasihan-Nya dan tergantung pada belas kasihan-Nya; ini tidak dapat diperoleh melalui usaha kita!
Perkataan dalam 1 Tesalonika 5: 23, dengan kuat menunjukkan bahwa manusia terdiri dari tiga bagian : roh, jiwa, dan tubuh. Roh sebagai bagian kita yang paling dalam, adalah organ batin, yang memiliki kesadaran akan Allah, supaya kita bisa berkontak dengan Allah (Yoh. 4:24; Rm. 1:9). Jiwa adalah diri kita (cf. Mat. 16:26; Luk. 9:25), terdapat di antara roh dan tubuh kita, yang memiliki kesadaran akan diri, agar kita bisa memiliki kepribadian. Tubuh sebagai bagian luar kita adalah organ lahiriah, yang memiliki kesadaran akan dunia, agar kita bisa berkontak dengan dunia materi. Tubuh menampung jiwa, dan jiwa adalah bejana yang menampung roh.
Dalam roh, Allah sebagai Roh itu tinggal; dalam jiwa, diri kita tinggal; dan dalam tubuh, indera jasmani berada. Allah menguduskan kita, pertama-tama, mendapatkan roh kita melalui kelahiran kembali (Yoh. 3:5-6); kedua, meluaskan diri-Nya sebagai Roh pemberi-hayat dari roh kita ke dalam jiwa kita guna meresapi dan mengubah jiwa kita (Rm. 12:2; 2Kor. 3:18); dan terakhir, memberikan hayat kepada tubuh kita yang fana melalui jiwa kita (Rm. 8:11, 13), dan mentransfigurasi tubuh kita dengan kuasa hayat-Nya (Flp. 3:21). Lihat cat. 123 dan 124 dalam Ibr. 4.

Saudara, setiap orang tidak terkecuali bagaimana stautusnya selalu memperhatikan kebutuhannya, tetapi tidak semua orang tahu bahwa setiap pribadi pasti memiliki kebutuhan tiga aspek dari tiga bagian diri kita. Baik itu kebutuhan tubuh (fisik) kebutuhan jiwa dan kebutuhan roh. Namun saudara disini saya akan memberitahukan bahwa sebagian besar orang hanya berusaha memenuhi kebutuhan fisik saja. Semoga saudara nampak keadaan ini, terutama bagi saudara yang mempunyai anak, sehingga saudara tidak hanya memperhatikan kebutuhan fisik saja bagi anak anda juga bagi diri anda tetapi kebutuhan yang lain.

No comments: