Kemah yang fisik (dan kemudian bait) sebagai tempat tinggal Allah dalam Perjanjian Lama sebenarnya adalah lambang umat yang korporat, yaitu bani Israel sebagai rumah Allah.
Pada permulaan zaman Perjanjian Baru Kristus yang berinkarnasi sebagai perwujudan Allah adalah Kemah dan bait Allah (Yoh. 1:14; 2:19-21).
Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus yang individual ini diperluas menjadi Kristus yang korporat, yaitu gereja yang tersusun dari kaum beriman Perjanjian Baru sebagai bait, rumah Allah, dan Tubuh Kristus (1 Kor. 3:16-17;1 Tim. 3:15 ; Ibr. 3:6; 1 Kor.12:12). Akhirnya, Kemah dan bait ini akan rampung dalam Yerusalem Baru-Allah Tritunggal berbaur dengan umat tebusan-Nya baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru-sebagai tempat kediaman Allah yang kekal (Why. 21:3, 22).
Pada permulaan zaman Perjanjian Baru Kristus yang berinkarnasi sebagai perwujudan Allah adalah Kemah dan bait Allah (Yoh. 1:14; 2:19-21).
Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus yang individual ini diperluas menjadi Kristus yang korporat, yaitu gereja yang tersusun dari kaum beriman Perjanjian Baru sebagai bait, rumah Allah, dan Tubuh Kristus (1 Kor. 3:16-17;1 Tim. 3:15 ; Ibr. 3:6; 1 Kor.12:12). Akhirnya, Kemah dan bait ini akan rampung dalam Yerusalem Baru-Allah Tritunggal berbaur dengan umat tebusan-Nya baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru-sebagai tempat kediaman Allah yang kekal (Why. 21:3, 22).
No comments:
Post a Comment